Minggu, 15 November 2015

makalah maqiyah dan madaniyah oleh merlin dai



Makalah
MAQIAH DAN MADANIAH
Di Presentasikan Dalam Diskusi Kelas
Dosen Pembibing
MUSTAQIMAH S.Pd.I.,MA

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPDL1KA1YGEUmfs9gHPTZaHFpCg1jNIvu7mWe_nC9_FtecBWS6ygTgPHtFSHgKIo4ZR263LyWeXV0ceM9tlUw_XJFfpL5M0-U3yeN844iY7RAAXaWcH5KltnF3aX8fOu30OstOel-5uA8/s1600/IAIN+LOGO.jpg

Di
S
U
S
U
N

OLEH KELOMPOK 4
1.   Merlin Dai
2.   Dewi Asriani



INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SULTAN AMAI GORONTALO
FAKULTAS USHULUDIN DAN DAKWAH
JURUSAN KEMUNIKASI PENYIARAN ISLAM (KPI)
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa sebagai pencipta atas segala kehidupan yang senantiasa memberikan  rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Maqiah Dan Madaniah” tepat pada waktunya.
            Dalam kesempatan ini, kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga Tuhan senantiasa membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda.
            Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna perbaikan pembuatan makalah selanjutnya.




















DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………….2
Daftar Isi …………………………………………………………...3
PENDAHULUAN                                  
A.Latar Belakang ………………………………………….4
B. Rumusan Masalah ……………………………………...4
C. Tujuan  Pembahasan …………………………………...4
PEMBAHASAN
A.    Definisi Maqiah dan  Madaniah ……………………....5
B.      Klarifikasi Ayat-ayat dan Surat-surat Al-Quran ……..7
C.     Manfaat Mempelajari Maqiah Dan Madaniah ……….10
D.    Ciri Khas  Maqiah Dan Madaniah …………………....11
PENUTUP
A.    Kesimpulan …………………………………………....13
B.     Saran ………………………………………………......15
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………..16











PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
            Para ulama dan ahli tafsir terdahulu memberikan perhatian yang besar terhadap penyelidikan surat-surat  Al Quran. Mereka meneliti Al Quran ayat demi ayat dan surat demi surat untuk disusun sesuai dengan nuzulnya, dengan memperhatikan waktu, tempat dan pola kalimat. Bahkan lebih dari itu, mereka mengumpulkannya sesuai dengan waktu, tempat dan pola kalimat. Cara demikian merupakan ketentuan cermat yang memberikan gambaran mengenai penyelidikan ilmiah tentang ilmu Makki dan Madani.
            Perhatian terhadap ilmu Al Quran menjadi bagian  terpenting para sahabat dibanding berbagai ilmu yang lain. Termasuk di dalamnya membahas tentang nuzulnya suatu ayat, tempat nuzulnya, urutan turunnya di Mekkah atau di Madinah, tentang yang diturunkan di Mekkah tetapi termasuk kelompok Madani atau ayat yang diturunkan di Madinah tetapi masuk dalam kategori Makki, dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
     a). Definisi tentang Maqiah dan Madaniah ?
     b). klarifikasi tentang ayat dan surah Al Qur’an ?
     c ). Kegunaan mempelajari ayat Maqiah Dan Madaniah ?
     d). Ciri khas Maqiah dan Madaniah ?

C. Tujuan Pembahasan
a.       Untuk Memahami Definisi tentang Maqiah dan Madaniah
b.      Untuk Mengetahui klarifikasi tentang ayat dan surah Al  Qur’an
c.       Untuk Mengetahui manfaat dari mempelaari Maqiah dan Madaniah
d.      Untuk Mengetahui Maqiah dan Madaniah





PEMBAHASAN
A. Definisi Maqiah dan  Madaniah
Ada beberapa definisi tentang Maqiah dan Madaniah yang berbeda satu sama lain. Perbedaan ini disebabkan oleh berbedanya kriteria yang ditetapkan untuk menetapkan Maqiah atau Madaniah sebuah surat atau ayat.
Adapun kriteria tersebut diantaranya:
a.       Berdasarkan tempat turunnya
Maqiah ialah suatu ayat yang diturunkan di Mekah, sekalipun sesudah hijrah, sedang Madaniah ialah yang diturunkan di Madinah.
Berdasarkan rumusan di atas, Makiah adalah semua surat atau ayat yang dinuzulkan di wilayah Mekah dan sekitarnya. Sedangkan Madaniah adalah semua surat atau ayat yang dinuzulkan di Madinah. Adapun kelemahan pada rumusan ini karena tidak semua ayat Al Quran dimasukan dalam kelompok Maqiah atau Madaniah. Alasannya ada beberapa ayat Al Quran yang dinuzulkan jauh di luar Mekah dan Madinah. Bahkan, ada sebagian ulama’ yang mendasarkan penentuan Maqiah atau madaniah sebuah surat atau ayat berdasarkan masal nuzul surat atau ayat.
Ada juga yang berpendapat bahwa surah Maqiah adalah yang turun di Mekah dan sekitarnya, seperti Mina, Arafah dan Hudaibiyah. Dan surah Madaniah ialah yang turun di Madani dan sekitarnya seperti Uhud, Quba dan Sili’.
b.      Berdasarkan waktu turunnya
Maqiah ialah ayat yang diturunkan sebelum Nabi hijrah ke Madinah, sekalipun turunnya di luar Mekah, sedang Madaniah ialah yang diturunkan sesudah Nabi hijrah, sekalipun turunnya di Mekah”.
Dibanding dua rumusan sebelumnya, tampaknya rumusan ini lebih populer karena di anggap tuntas dan memenuhi unsur penyusunan ta’rif (definisi).


 Syaikh Sayyid Alawi Bin Sayyid Abbas Al-Maliki, Faidzul Khabir Waholasotu At-taqrin,
c.       Berdasarkan obyek atau sasarannya
Maqiah ialah ayat yang khitabnya/panggilannya ditujukan kepada penduduk Mekah, sedang Madaniah ialah yang khitabnya ditujukan kepada penduduk Madinah”.
Berdasarkan rumusan di atas, para ulama menyatakan bahwa setiap ayat atau surat yang dimulai dengan redaksi يا أيها الناس (wahai sekalian manusia) dikategorikan Maqiah, karena pada masa itu penduduk Mekah pada umumnya masih kufur. Sedangkan ayat atau surat yang dimulai dengan يا أيها الذين أمنوا  (wahai orang-orang yang beriman) dikategorikan Madaniah, karena penduduk Madinah pada waktu itu telah tumbuh benih-benih iman di dada mereka. Namun, pada kenyataannya tidak semua ayat Al Quran didahului oleh kata-kata tersebut. Misalnya surat Al-Baqarah ayat 2 termasuk kategori Madaniah, padahal di dalamnya ada salah satu, yaitu ayat 21 dan 168 yang dimulai dengan lafadz  يا أيها الناس.
d.      Berdasarkan bahan pembicaraannya
[1]Maqiah adalah ayat atau surat yang memuat cerita umat dan para Nabi terdahulu. Sedang ayat atau surat Madaniah berisi tentang hukum hudud, faraid, dan sebagainya. Kriteria ini didasarkan pada riwayat Hisyam dari ayahnya,al-Hakim.
 “semua surat yang memuat aturan-aturan,ketentuan-ketentuan, maka ia termasuk surat Madaniah, dan semua surat yang memuat tentang peristiwa masa lampau, maka ia termasuk kategori Maqiah”.
Kelebihan teori ini adalah kriterianya jelas, sehingga mudah difahami dari segi pembicaraannya. Sedang kelemahan teori ini adalah dari sisi pelaksanaan pembedaan antara Maqiah dan Madaniah yang tidak praktis, karena harus mempelajari isi kandungan di dalam ayat atau surat Al Quran.




B. Klarifikasi Ayat-ayat dan Surat-surat Al-Quran
1. Surat-surat al-maqiah
Al-Fatehah, Al-An’aam, Al-A’raaf, Yunus,Huud,Yusuf, Ibrahim, Al-Hijr, An-Nahl, Al-Isroo’, Al-Kahfi, Maryam, Thaha, Al-Anbiya’, Al-Mu’minuun, Al-Furqaan, Asy-Syu’aro’, An-Naml, Al-Qashash, Al-Ankabuut, Ar-Ruum, Luqman, As-Sajdah, Sabaa, Al-Faathir, Yaasiin, Ash-Shaffaat, Shaad, Az-Zumar, Ghaafir, Fushshilat, Asy-Syuuroo, Az-Zukhruf, Ad-Dukhoon, Al-Jaatsiyah, Al-Ahqaaf, Qaaf, Adz-Dzaariyaat, Ath-Thuur, An-Najm, Al-Qamar, Al-Waaqi’ah, Al-Mulk, Al-Qalam, Al-Haaqqah, Al-Ma’aarij, Nuuh, Al-Jin, Al-Muzzammil, Al-Muddatstsir, Al-Qiyaamah, Al-Muraasalaat, An-Naba’, An-Naazi’aat ,Abasa,At-Takwiir, Al-Infithaar, Al-Muthaffifiin, Al-Insyiqaaq,Al-Buruuj, Ath-Thaariq, Al-A’laa, Al-Ghaasyiyah, Al-Fajr,Al-Balad, Asy-Syams, Al-Lail, Adh-Dhuhaa, Al-’Ashr, At-Tiyn,Al-’Alaq, Al-Qadr, Al-’Aadiyaat, Al-Qaari’ah, At-Takatsur, Al-Ashr,Al-Humazah, Al-Fiyl, Quraisy, Al-Maa’uun, Al-Kautsar, Al-Kaafiruu, Al-Masad, Al-Ikhlaash, Al-Falaq, An-Naas.
2.      Surat-surat al-madaniah
Al-Baqarah,Ali Imran,An-Nisaa’,Al-Maa`idah,Al-Anfaal,At-Taubah, Ar-Ra’d, Al-Hajj, An-Nuur,Al-Ahzaab, Muhammad, Al-Fat-h, Al-Hujuroot, Ar-Rahman, Al-Hadiid, Al-Mujaadalah, Al-Hasyr, Al-Mumtahanah, Ash-Shaf, Al-Jumu’ah, Al-Munaafiquun, At-Taghaabun, Ath-Thalaaq, At-Tahriim, Al-Insaan, Al-Bayyinah, Al-Zalzalah, An-Nashr.
3.      Ayat-ayat Maqiah dalam Surah Madaniah
Dari sekian contoh-contoh dalam surat Madaniah, ialah surat al-Anfal adalah Madaniyah, tetapi banyak ulama mengecualikan ayat
وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ            
Dan (ingatlah) ketika orang kafir (quraisy) membuat maker terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka membuat maker, tetapi Allah mengagalkan makar mereka. Dan Allah sebaik-baik pembalas makar. (al-Anfal :30)
     Ayat-ayat Makiah dalam surah Madaniah misalnya Surah Madaniah Al Anfal yang dikecualikan pada ayat ”Dan (ingatlah) ketika orang kafir membuat maker terhadapmu…” (Al-Anfal [8]: 30) kedalam ayat Makkiah
Mengenai ayat ini Muqatil mengatakan ”Ayat ini diturunkan di Mekah, zahirnya menunjukan demikian sebab ia mengandung makna apa yang dilakukan oleh orang-orang musrik di ”Darun Nadwah ketika mereka merencanakan makar tehadap Rasulullah sebelum Hijrah.
4.      Ayat-ayat Madaniah dalam surah Maqiah
Di dalam Surah al-Hajj adalah Maqiah. Tetapi ada tiga ayat yang madaniah, yaitu ayat 19-21.
هَذَانِ خَصْمَانِ اخْتَصَمُوا فِي رَبِّهِمْ فَالَّذِينَ كَفَرُوا قُطِّعَتْ لَهُمْ ثِيَابٌ مِنْ نَارٍ يُصَبُّ مِنْ فَوْقِ رُءُوسِهِمُ الْحَمِيمُ
يُصْهَرُ بِهِ مَا فِي بُطُونِهِمْ وَالْجُلُود وَلَهُمْ مَقَامِعُ مِنْ حَدِي
5.    Madaniah mirip Maqiah
Yang dimaksund oleh para ulama di sini ialah ayat-ayat yang terdapat dalam surat Madaniah tetapi mempunyai gaya bahasa dan ciri-ciri umum seperti surat Maqiah. Contohnya di dalam firman Allah dalm surah Al-Anfal yang madaniah:
”Dan (ingatlah) ketika mereka golongan musrik-berkata, ”Ya Allah, Jika benar Al-Quran ini dari Engkau, Hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.” (Al-Anfal:32)
Hal ini dikarenakan permintaan kaum musrikin untuk disegerakan azab adalah di Mekah.
6.      Maqiah mirip Madaniah
Yang dimaksud oleh para ulama, ialah kebalikan dari yang sebelumnya. Mereka memberi contoh dengan firman Allah dalam surah An-Najm:
الَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلَّا اللَّمَمَ إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَإِذْ أَنْتُمْ أَجِنَّةٌ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى
Yaitu mereka yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji selain kesalahan-kesalahan kecil”. (an-Najm :32)
Menurut As-Suthi, perbuatan keji ialah setiap dosa yang ada sangsinya. Dosa-dosa besar ialah setiap dosa yang mengakibatkan siksa neraka. Dan kesalahan-kesalahan kecil ialah apa yang terdapat diantara kedua batas dosa-dosa di atas. Sementara itu di Mekah belum ada sangsi yang serupa dengannya.

7. Ayat yang turun di Mekah dan hukumnya Madaniyah
a. Ayat 13 surat Al-Hujurat
Ayat tersebut turun pada waktu fathu Mekah. Ayat ini dinyatakan ayat Madaniah karena turun sesudah hijrah.
b. Ayat 3 sampai dengan 5 surat Al-Maidah.
Ayat tersebut turun pada hari jumat. Kala itu umat Islam tengah berwukuf di Padang Arafah dalam peristiwa Haji Wada’. Haji ini dilaksanakan Rasulullah saw. setelah beliau berhijrah. Maka ketiga ayat di atas diklarifikasikan sebagai ayat Madaniah kendati turun di Arafah, dan seperti diketahui Arafah adalah kawasan di sekitar Mekah.
8. Ayat-ayat yang turun di Madinah, hukumnya Makkiyah
a). Al-Mumtahanah
Surat ini turun ketika Rasulullah hendak berangkat menuju Mekah menjelang Futuh Mekah. Ini artinya terjadi setelah hijrah. Kisahnya demikian:             mengetahui Rasulullah hendak berangkat ke Mekah, seseorang bernama Hattab bin Abi Balta’ah menulis surat untuk disampaikan kepada orang Quraisy di Mekah. Isinya menginformasikan rencana Rasulullah dan kaum muslimin yang akan berangkat ke kota yang disebut paling terakhir.
Entah mengapa Al-Zarkasyi mengklarifikasikan ayat ini sebagai Maqiah. Ia tak menjelaskan alasannya. Ada kemungkingan penulis kitab Al-Burhan fi ‘Ulum Al-Quran ini sepakat dengan pendapat yang mengatakan ayat Maqiah adalah ayat-ayat yang khithab-nya ditujukan kepada penduduk Mekah.
b). Ayat 41 surat An-Nahl
Mulai awal surat At-taubah (bara’ah) sampai dengan ayat 28. Ayat-ayat ini sesungguhnya Madaniyah, tetapi Khitab-nya ditujukan kepada penduduk Mekah.






C. Manfaat mempelajari Makkiyah dan Madaniah
Manfaat mempelajari Makkiyah dan Madaniah adalah sebagai berikut :
a.     Membantu dalam menafsirkan All-Qur’an
Pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa di seputar turunnya Al-Qur’an tentu sangat membantu dalam memahami dan menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an. Dengan mengetahui kronologis Al-Qur’an pula, seorang mufassir dapat memecahkan makna kontradiktif dalam dua ayat yang berbeda, yaitu dengan konsep nasikh-mansukh yang hanya bias diketahui melalui kronologi Al-Qur’an.
Pedoman Bagi langkah-langkah dakwah
Ungkapan-ungkapan dan intonasi berbeda yang digunakan ayat-ayat makkiyah dan madaniyyah memberikan informasi metodologi bagi cara-cara menyampaikan dakwah agar relevan dengan orang yang diserunya.
1.      Memberi informasi tentang sirah kenabian
Penahapan turunnya wahyu seiring dengan perjalanan dakwah Nabi, baik di Mekkah atau di Madinah, dimulai sejak diturunkannya wahyu pertama sampai diturunkannya wahyu terakhir. Al-Qur’an adalah rujukan otentik bagi perjalanan dakwah Nabi itu, informasinya tidak bias diragukan lagi.
2.      Meningkatkan keyakinan terhadap keaslian al-Quran
3.      Mengetahui uslub-uslub (bentuk bahasa) al-Qur’an, kalau makiyah ushlubnya singkat-singkat, sedangkan madaniyah ushlubnya panjang-lebar.
4.      Meningkatkan keyakinan terhadap keaslian al-Quran.
5.      Mengetahui sejarah periwayatan hukum Islam (tarikhul tasyri’) yang begitu bijaksana dalam menetapkan perkara-perkara; mengetahui hikmah disyari’atkan suatu hukum (hikmatul tasyri) seperti contohnya hikmah diharamkannya khamr secara perlahan lahan.
6.       Mudah diketahui mana ayat-ayat yang turun lebih dahulu dan mana ayat yang turun belakangan dari kitab suci al-Qur’an.
7.      Mengetahui perbedaan dan tahap-tahap dakwah Islamiyah
8.      Pemanfaatan terhadap gaya bahasa al-qur’an dalam mengajak kepada jalan Allah swt. Sebab (gaya bahasa al-qur’an) merupakan suatu gaya bahasa yang keras (sekaligus juga), lembut, rinci (maupun) global, memberikan optimisme kepada kebahagiaan/kebaikan, mengancam, menganjurkan, memberi peringatan, ringkas, penuh kekayaan bahasa, sesuai dengan kondisi lawan bicara.
9.      Menjelaskan tugas dan perhatian kaum muslimin terhadap Al-Qur’an, sehingga mereka merasa belum cukup jika hanya pada dataran menghafal teks Al-Qur’an. Bahkan mereka mengikuti tuntutan tempat turunnya ayat, mencari pengetahuan tentang yang turun sebelum dan sesudah hijrah, yang turun pada malam dan siang hari, pada musim dingin dan musim panas, dan mereka diikuti oleh orang yang mempelajari dan ilmu-ilmunya
Mengetahui sejarah hidup Nabi melalui ayat-ayat al-Qur’an, sebab
turunnya wahyu kepada Rasulullah sejalan dengan sejarah dakwah dengan segala peristiwanya, baik pada periode mekkah maupun pada periode madinah, Sejak permulaan Turun wahyu hinggل ayat terakhir diturunkan. Qur’an adalah sumber pokok bagi peri hidup Rasulullah. Peri hidup beliau yang diriwayatkan ahli sejarah harus sesuai dengan Qur’an, dan Qur’an pun memberikan kata putus terhadap perbedaan riwayat yang mereka riwayatkan.
D. Ciri Khas Maqiah Dan Madaniah
Surah-surah  Maqiah  terdiri  dari  berbagai  macam  ciri-ciri, di antaranya:
a)      Mengesakan Allah
b)      Mengajak ke khittah islam
c)      Tentangharikiamat
d)     Serta memuat kisah-kisah tentang para nabi terdahulu Surat-surat Maqiah mencapai 2/3 satu mushaf al-Qur’an Pada umumnya pendek-pendek ayatnya.
Surah-surah madaniah memiliki ciri-ciri,di antaranya:
a)      Pada umumnya ayat-ayatnya panjang
b)      Menjelaskan hukum-hukum waris
c)      Pembatasan atau peraturan pada agama
d)     Hak-hak yang diperoleh kaum muslim
e)      Menjelaskan tentang Jihad fi sabilillah


Ciri-ciri khusus Maqiah sebagai berikut
a)      Mengandung ayat Sajadah
b)      Terdapat lafaz Kalla
c)      Terdapat seruan ayuhannas dan tidak terdapat ya-ayyuhallazina amannuu, terkecuali dalam surah al-Hajj yang diakhirnya terdapat ya Ayyuhalladzinina aamannu irka’u wasjudu (ayat 77 s.d. 22). Kebanyakan ulama mengatakan bahwa surat itu Makkiyah. Surat-surat yang dikecualikan ialah surat al-Baqarah (ayat 21 nya diawali dengan ya ayyuhannas dan ayat 168) dan surah an-Nisa ayat 33.
d)     Mengandung kisah nabi-nabi dan umat yang telah lalu, terkecuali surah Al-Baqarah.
e)      Terdapat kisah Adam dan Idris ,terkecuali surah Al-Baqarah.
f)       Surat-suratnya dimulai dengan huruf At-Tahajji, terkecuali surah Al-
g)      BaqarahdanAliImran.
Ciri-cirikhusussuratMadaniyah :
a)      Di dalamnya terdapat izin berperang, atau ada penerangan tentang hal perang dan penjelasan tentang hukum-hukumnya.
b)      Di dalamnya terdapat penjelasan bagi hukuman-hukuman tindak pidana, faraid hak-hak perdata, peraturan-peraturan yang bersangkut paut dengan bidang keperdataan,kemasyarakatan,dankenegaraan.
c)      Di dalamnya tersebut tentang orang-orang munafik, kecuali surat al-Ankabut yang diturunkan di mekah.
d)     Di dalamnya didebat para ahli kitab dan mereka diajak tidak berlebih-lebihan dalam beragama, seperti kita dapati dalam  surah Al-Baqarah, An-Nisa, Ali Imran, At-Taubah, dll.






PENUTUP
A.    Kesimpulan
Ada berbagai macam definisi tentang  MAQIAH DAN MADANIAH, alasannya karena berbedanya kriteria. Di antara kriteria tersebut antara lain:
a.       Berdasarkan tempat turunnya
b.      Berdasarkan waktu turunnya
c.       Berdasarkan obyek atau sasarannya
d.      Berdasarkan bahan pembicaraannya
Klarifikasi Ayat-ayat dan Surat-surat Al-Quran terbagi antara lain :
1.      Surat-surat al-maqiah
2.      Surat-surat al-madaniah
3.      Ayat-ayat Maqiah dalam Surah Madaniah
4.      Ayat-ayat Madaniah dalam surah Maqiah
5.      Madaniah mirip Maqiah
6.      Maqiah mirip Madaniah
7.      Ayat yang turun di Mekah dan hukumnya Madaniah
8.      Ayat-ayat yang turun di Madinah, hukumnya Maqiah
Manfaat mempelajari Maqiah dan Madaniah :
a.       Membantu dalam menafsirkan All-Qur’an terbagi atas 9 ialah :
1.      Memberi informasi tentang sirah kenabian
2.      Meningkatkan keyakinan terhadap keaslian al-Quran
3.      Mengetahui uslub-uslub (bentuk bahasa) al-Qur’an, kalau makiyah ushlubnya singkat-singkat, sedangkan madaniyah ushlubnya panjang-lebar.
4.      Meningkatkan keyakinan terhadap keaslian al-Quran.
5.      Mengetahui sejarah periwayatan hukum Islam (tarikhul tasyri’) yang begitu bijaksana dalam menetapkan perkara-perkara; mengetahui hikmah disyari’atkan suatu hukum (hikmatul tasyri) seperti contohnya hikmah diharamkannya khamr secara perlahan lahan.
6.       Mudah diketahui mana ayat-ayat yang turun lebih dahulu dan mana ayat yang turun belakangan dari kitab suci al-Qur’an.
7.      Mengetahui perbedaan dan tahap-tahap dakwah Islamiyah
8.      Pemanfaatan terhadap gaya bahasa al-qur’an dalam mengajak kepada jalan Allah swt. Sebab (gaya bahasa al-qur’an) merupakan suatu gaya bahasa yang keras (sekaligus juga), lembut, rinci (maupun) global, memberikan optimisme kepada kebahagiaan/kebaikan, mengancam, menganjurkan, memberi peringatan, ringkas, penuh kekayaan bahasa, sesuai dengan kondisi lawan bicara.
9.      Menjelaskan tugas dan perhatian kaum muslimin terhadap Al-Qur’an, sehingga mereka merasa belum cukup jika hanya pada dataran menghafal teks Al-Qur’an. Bahkan mereka mengikuti tuntutan tempat turunnya ayat, mencari pengetahuan tentang yang turun sebelum dan sesudah hijrah, yang turun pada malam dan siang hari, pada musim dingin dan musim panas, dan mereka diikuti oleh orang yang mempelajari dan ilmu-ilmunya.  
Surah-surah  Maqiah  terdiri  dari  berbagai  macam  ciri-ciri, di antaranya:
a)      Mengesakan Allah
b)      Mengajak ke khittah islam
c)      Tentangharikiamat
d)     Serta memuat kisah-kisah tentang para nabi terdahulu Surat-surat Maqiah mencapai 2/3 satu mushaf al-Qur’an Pada umumnya pendek-pendekayatnya
Surah-surah madaniah memiliki ciri-ciri,di antaranya:
1)      Pada umumnya ayat-ayatnya panjang
2)      Menjelaskan hukum-hukum waris
3)      Pembatasan atau peraturan pada agama
4)      Hak-hak yang diperoleh kaum muslim
5)      Menjelaskan tentang Jihad fi sabilillah






Ciri-cirik husus Maqiah sebagai berikut:
1)      Mengandung ayat Sajadah
2)      Terdapat lafaz Kalla
3)      Terdapat seruan ayuhannas dan tidak terdapat ya-ayyuhallazina amannuu, terkecuali dalam surah al-Hajj yang diakhirnya terdapat ya Ayyuhalladzinina aamannu irka’u wasjudu (ayat 77 s.d. 22). Kebanyakan ulama mengatakan bahwa surat itu Makkiyah. Surat-surat yang dikecualikan ialah surat al-Baqarah (ayat 21 nya diawali dengan ya ayyuhannas dan ayat 168) dan surah an-Nisa ayat 33.
4)      Mengandung kisah nabi-nabi dan umat yang telah lalu, terkecuali surah Al-Baqarah.
5)      Terdapat kisah Adam dan Idris ,terkecuali surah Al-Baqarah.
6)      Surat-suratnya dimulai dengan huruf At-Tahajji, terkecuali surah Al-
BaqarahdanAliImran.
Ciri-ciri khusus surat Madaniah :
1)      Di dalamnya terdapat izin berperang, atau ada penerangan tentang hal perang dan penjelasan tentang hukum-hukumnya.
2)      Di dalamnya terdapat penjelasan bagi hukuman-hukuman tindak pidana, faraid hak-hak perdata, peraturan-peraturan yang bersangkut paut dengan bidang keperdataan,kemasyarakatan,dan kenegaraan.
3)      Di dalamnya tersebut tentang orang-orang munafik, kecuali surat al-Ankabut yang diturunkan di mekah.
4)      Di dalamnya didebat para ahli kitab dan mereka diajak tidak berlebih-lebihan dalam beragama, seperti kita dapati dalam  surah Al-Baqarah, An-Nisa, Ali Imran, At-Taubah, dll.
B.     Saran
Makalah ini dibuat agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang surah Maqiah dan Madaniah.
Selain itu dengan adanya makalah ini diharapkan agar pembaca dapat belajar dan menjadikannya makalah ini sebagai pedoman dan bekal dalam membedakan surah Maqiah dengan surah Madaniah.
DAFTAR PUSTAKA
 http://mahasiswashabran.blogspot.com/2012/05/makkiyah-dan-madaniyah.html
http://defaultride.wordpress.com/2010/11/04/makki-dan-madani/



Keterangan :
Makiyyah dan madaniyyah :- lokasi turunnya
                                                 -khitabbnya
                                                 -peristiwa hijrah nabi


[1] Syaikh Sayyid Alawi Bin Sayyid Abbas Al-Maliki, Faidzul Khabir Waholasotu At-taqrin,

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

gunakan bahasa yang sopan..

Makalah sosiologi komunikasi- paradigma keilmuan dan teori komunikasi

SOSIOLOGI KOMUNIKASI : PARADIGMA KEILMUAN DAN TEORI KOMUNIKASI DISUSUN OLEH : RAHMAT ABAS MOHAMAD RIFAI DJ RAUF ERWI...