PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
PROSES KOMUNIKASI
DISUSUN OLEH:
GUNAWAN SIKILI
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN
ISLAM
FAKULTAS USHULLDIN DAN DAKWAH
IAIN SULTAN AMAI GORONTALO
TA. 2015-2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,syukur kepada allah
yang telah memberikan hidayahnya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah
SAW,suri teladan yang telah membawa kita dari jaman kebodohan kejaman yang
penuh dengan ilmu pengetahuan.
Pada kesempatan kali ini,dengan penuh
syukur saya
mengucapkan terimah kasih kepada kedua
orang tua saya atas
segala doa dan harapan besar yang harus saya pertanggung jawabkan. saya merasa sangat berharga
dengan semua itu sehingga dengan penuh semangat bias menyelesaikan penyusunan
makalah ini.
Meskipun demikain, tidak ada manusia
yang sempurna. Oleh karena itu,segala kesalahan dan kekhilafan yang ada mohon
di malumi.
BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar belakang
Dalam setiap hidup manusia
pasti membutuhkan yang namanya suatu hubungan, interaksi yakni komunikasi dalam
kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan secara berkelompok.
Pada faktanya sekarang tidak adapun suatu makhluk social yang tidak
berkomunikasi walaupun makhluk tersebut mempunyai kekurangan ataupun gangguan
untuk berkomunikasi, hal ini dikarenakan dunia semakin maju sehingga orang
bisupun punya cara berkomunikasinya sendiri, pada masyarakat awam tentu
tidaklah terlalu penting bagi mereka untuk belajar tentang proses yang terjadi
pada komunikasi, tetapi pada kita kalangan akademis sangatlah penting untuk
mempelajari segala sesuatu yang menyangkut tentang komunikasi, khususnya proses
komunikasi..
2. Rumusan masalah
a. makna komunikasi
b.pentingnya komunikasi
c.jenis komunikasi
d.proses komunikasi
e. hambatan proses
komunikasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Makna
komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris
communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata
communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua
orang atau lebih. Komunikasi masih
terdapat banyak makna, selain makna diatas komunikasi dapat juga diartikan
suatu penyampaian pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan
melalui sebuah media yang mana dapat menimbulkan efek. Media yang dimaksudkan
pada keterangan ini menyangkut pembhasan yang umum, baik media yang ada dalam
anggota tubuh kita yakni panca indra, maupun media komunikasi yang diluar dari
panca indra kita yakni berupa alat elektronik handphone, televise, radio dan
sebegainya.
B.
Pentingnya komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses atau kegiatan
penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain untuk mencapai tujuan
tertentu. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan manusia akan
tampak hampa apabila tidak ada komunikasi. Karena tanpa komunikasi, interaksi
antar manusia, baik secara perorangan, kelompok, ataupun organisasi tidak
mungkin dapat terjadi. Dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila masing-masing
melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi dilakukan manusia baik secara
perorangan, kelompok, atau organisasi.
Sebagai makhluk sosial, kita tidak bisa menghindar
dari tindakan komunikasi menyampaikan dan menerima pesan dari dan ke orang
lain. Tindakan komunikasi ini terus menerus terjadi selama proses kehidupannya.
Prosesnya berlangsung dalam berbagai konteks baik fisik, psikologis, maupun
sosial, karena proses komunikasi tidak terjadi pada sebuah ruang kosong. Pelaku
proses komunikasi adalah manusia yang selalu bergerak dinamis. Komunikasi
menjadi penting karena fungsi yang bisa dirasakan oleh pelaku komunikasi
tersebut. Melalui komunikasi seseorang menyampaikan apa yang ada dalam benak
pikirannya dan perasaan hati nuraninya kepada orang lain baik secara langsung
maupun tidak langsung. Melalui komunikasi seseorang dapat
membuat dirinya tidak merasa terasing atau
terisolasi dari lingkungan di sekitarnya.
C. Jenis
komunikasi
Untuk mengetahui komunikasi antara pimpinan
perusahaan dengan karyawan komunikasi dibedakan menjadi tiga menurut jenisnya:
(Soejono Trimo, Analisis Kepemimpinan Angkasa Bandung. 1986)
a. Downward Communication
Koordinasi melalui rencana yang telah dibuat (by plan) yang dapat dikatakan koordinasi itu mencapai bentuk komunikasi yang akhirnya berjalan kebawah. Komunikasi ini bersifat satu arah dari pemimpin kepada bawahanya. Informasi yang disampaikan meliputi antara lain, kebijaksanaan pemimpin, peraturan, ketentuan yang harus diikuti oleh pekerja. jadwal kegiatan atau program dan alokasi sumber-sumber.
a. Downward Communication
Koordinasi melalui rencana yang telah dibuat (by plan) yang dapat dikatakan koordinasi itu mencapai bentuk komunikasi yang akhirnya berjalan kebawah. Komunikasi ini bersifat satu arah dari pemimpin kepada bawahanya. Informasi yang disampaikan meliputi antara lain, kebijaksanaan pemimpin, peraturan, ketentuan yang harus diikuti oleh pekerja. jadwal kegiatan atau program dan alokasi sumber-sumber.
Makin jelas atau pasti suatu kegiatan atau
pekerjaan makin kurang bimbingan atau pemrosesaninformasi yang
diperlukan, sehingga pemimpin cukup mengkoordinasikan pekerjaan bawahan
melalui rencanakerja yang telah disiapkan.
b. Upward Communication
Koordinasi melalui umpan balik (feed back), berarti komunikasi teratur keatas, dari bawahan kepimpinan terutama dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat teknis, pemimpin atau manajer sangat memerlukan input informasi yang berupa laporan, saran dari bawahan untuk dapat mengkoordinasikan seluruh kegiatan itu.
Koordinasi melalui umpan balik (feed back), berarti komunikasi teratur keatas, dari bawahan kepimpinan terutama dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat teknis, pemimpin atau manajer sangat memerlukan input informasi yang berupa laporan, saran dari bawahan untuk dapat mengkoordinasikan seluruh kegiatan itu.
c. Komunikasi Horizontal atau
Diagonal
Koordinasi melalui interaksi lateral sebenarnya merupakan satu alur komunikasi atau informasi yang sifatnya horizontal atau diagonal antar departemen/unit-unit dalam organisasi.Informasi dipakai pemimpin bilamana karakteristik tugas atau pekerjaan itu mengandung derajat ketidak pastian yang tinggi.Dalam kondisi tugas atau pekerjaan semacam ini pemimpin atau bawahan amat membutuhkan pemrosesan informasi yang tinggi berkaitan enggan tugas atau pekerjaan yang dilaksanakan, masukan-masukan tidak hanya dari kelompok atau unit kerjanya sendiri, akan tetapi memerlukan pula informasi dari unit-unit kerja lain dalam organisasi itu.
Koordinasi melalui interaksi lateral sebenarnya merupakan satu alur komunikasi atau informasi yang sifatnya horizontal atau diagonal antar departemen/unit-unit dalam organisasi.Informasi dipakai pemimpin bilamana karakteristik tugas atau pekerjaan itu mengandung derajat ketidak pastian yang tinggi.Dalam kondisi tugas atau pekerjaan semacam ini pemimpin atau bawahan amat membutuhkan pemrosesan informasi yang tinggi berkaitan enggan tugas atau pekerjaan yang dilaksanakan, masukan-masukan tidak hanya dari kelompok atau unit kerjanya sendiri, akan tetapi memerlukan pula informasi dari unit-unit kerja lain dalam organisasi itu.
D. Proses
komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada
komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan
dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan
komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses
komunikasi termasuk juga suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak ke
pihak lain dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi dan
masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan
lingkungan dan orang lain. Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang
berarti sama. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat
sama. Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara
penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan.
Pada umumnya komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat
dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan
gerak-gerik badan, dan menunjukkan sikap tertentu seperti tersenyum, mengangkat
bahu dan sebagainya. Komunikasi ini disebut komunikasi nonverbal. Proses
komunikasi bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan
komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi
antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.
Melalui komunikasi sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat
dipahami oleh pihak lain.
a. komunikator
Komunikator adalah pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan dalam sebuah proses komunikasi.Dengan kata lain, komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berinisiatif untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan.Seorang komunikator tidak hanya berperan dalam menyampaikan pesan kepada penerima, namun juga memberikan respons dan tanggapan, serta menjawab pertanyaan dan masukan yang disampaikan oleh penerima, dan publik yang terkena dampak dari proses komunikasi yang berlangsung, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Komunikator adalah pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan dalam sebuah proses komunikasi.Dengan kata lain, komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berinisiatif untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan.Seorang komunikator tidak hanya berperan dalam menyampaikan pesan kepada penerima, namun juga memberikan respons dan tanggapan, serta menjawab pertanyaan dan masukan yang disampaikan oleh penerima, dan publik yang terkena dampak dari proses komunikasi yang berlangsung, baik secara langsung maupun tidak langsung.
b. Pesan
adalah setiap pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan maupun tertulis, yang dikirimkan dari satu orang ke orang lain.Pesan menjadi inti dari setiap proses komunikasi yang terjalin pesan terbagi menjadi dua, yakni pesan verbal dan non-verbal. Pesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata-kata, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa yang didengarnya.Sedangkan, pesan non-verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara langsung, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan gerak-gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan.Pada pesan non-verbal mengandalkan indera penglihatan sebagai penangkap stimuli yang timbul.
adalah setiap pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan maupun tertulis, yang dikirimkan dari satu orang ke orang lain.Pesan menjadi inti dari setiap proses komunikasi yang terjalin pesan terbagi menjadi dua, yakni pesan verbal dan non-verbal. Pesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata-kata, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa yang didengarnya.Sedangkan, pesan non-verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara langsung, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan gerak-gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan.Pada pesan non-verbal mengandalkan indera penglihatan sebagai penangkap stimuli yang timbul.
c.Penerima
adalah pihak yang memperoleh pesan atau stimulus yang dikirmkan oleh sumber. Stimulus yang diterima tersebut dapat terdiri dari beraneka ragam bentuk, seperti kata-kata, tulisan, gerak-gerik, mimik muka, ekspresi wajah, sentuhan, aroma, serta perbuatan atau tingkah laku lawan bicara.Selanjutnya, peran penerima adalah mencerna dan menanggapi stimulus tersebut dengan mendengar, melihat, membau, atau merasakan.Secara garis besar, penerima dapat terbagi menjadi penerima aktif dan penerima pasif.Penerima pasif adalah orang yang hanya menerima stimulus yang datang kepadanya, tanpa memberikan tanggapan serta umpan balik (feedback).Sedangkan, penerima aktif adalah orang yang tidak saja menerima stimulus yang datang kepadanya, tetapi juga memberikan tanggapan atau feedback secara aktif (berkelanjutan) kepada pengirim.
adalah pihak yang memperoleh pesan atau stimulus yang dikirmkan oleh sumber. Stimulus yang diterima tersebut dapat terdiri dari beraneka ragam bentuk, seperti kata-kata, tulisan, gerak-gerik, mimik muka, ekspresi wajah, sentuhan, aroma, serta perbuatan atau tingkah laku lawan bicara.Selanjutnya, peran penerima adalah mencerna dan menanggapi stimulus tersebut dengan mendengar, melihat, membau, atau merasakan.Secara garis besar, penerima dapat terbagi menjadi penerima aktif dan penerima pasif.Penerima pasif adalah orang yang hanya menerima stimulus yang datang kepadanya, tanpa memberikan tanggapan serta umpan balik (feedback).Sedangkan, penerima aktif adalah orang yang tidak saja menerima stimulus yang datang kepadanya, tetapi juga memberikan tanggapan atau feedback secara aktif (berkelanjutan) kepada pengirim.
d. Feedback
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak
Balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak
Balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.
E. Hambatan proses komunikasi
a.
Hambatan Teknis.
Hambatan teknis keterbatasan
fasilitas dan peralatan komunikasi.Dari sisi teknologi, hambatan teknis ini
semakin berkurang dengan adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi
komunikasi dan informasi, sehingga saluran komunikasi dapat diandalkan dan efesien
sebagai media komunikasi. [1]banyak
contoh yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari : suara telepon yang
krotokan, [2]hambatan
pada beberapa mediatidak mungkin diatasi oleh komunikator, misalnya hambatan
yang dijumpai pada surat kabar, radio dan televisi. Tetapi pada beberapa media
komunikator dapat saja mengatasinya
dengan mengambil sikap tertentu, misalnya ketika sedang menelpon terganggu oleh
krotokan. Barang kali ia dapat mengulanginya pada beberapa saat kemudian
b.
Hambatan Semantik
Gangguan semantik adalah hambatan dalam
proses penyampaian pengertian atau ide secara secara efektif. Definisi semantik
sebagai studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Kata-kata
membantu proses pertukaran timbal balik arti dan pengertian (komunikator dan
komunikan),
tetapi seringkali proses penafsirannya keliru. Tidak adanya hubungan antara
simbol (kata) dan apa yang disimbolkan (arti atau penafsiran), dapat
mengakibatkan kata yang dipakai ditafsirkan sangat berbeda dari apa yang
dimaksudkan sebenarnya. Untuk menghindari salah komunikasi semacam ini, seorang
komunikator harus memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan karakteristik
komunikannya,dan melihat kemungkinan
penafsiran terhadap kata-kata yang dipakainya.[3]faktor
semantis menyangkut bahasa yang sering digunakan komunikator sebagai alat untuk
menyalurkan pikiran dan perasaannya
kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasinya seorang komunikator
harus memperhatikan gangguan semantis ini, sebab salah ucap atau salah tulis
dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau salah tafsir
(misinterpretation),
yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscomunication). Sering kali salah ucap disebabkan karena si
komunikator berbicara terlalu cepat sehingga ketika pikiran dan persaan belum
mantap terformulasikan, kata-kata sudah terlanjur dilontarkan. Maksudnya akan
mengatakan “kedelai” yang terlontar “keledai”, “demokrasi” menjadi
“demontrasi”, “partisipasi” menjadi “partisisapi” dan sebagainya. [4]
Salah komunikasi atau miscomunication ada kalanya disebabkan pemilihan kata
yang tidak tepat, kata-kata yang sifatnya konotatif. Dalam komunikasi bahasa
sebaiknya dipergunakan adalah kata-kata yang denotatif. Kalau terpaksa juga
menggunakan kata-kata yang konotatif, seyogyanya dijelaskan apa yang dimaksud
sebenarnya, sehingga tidak menjadi salah tafsir. Kata-kata yang bersifat
denotatif adalah yang mengandung makna sebagaimana tercantum dalam kamus
(dictionary meaning), dan diterima secara umum oleh kebanyakan orang yang sama
dalam kebudayaan dan bahasanya, kata-kat yang mempunyai pengertian
konotatif
adalah yang mengandung makna emosional atau evaliatif (emotional of evaluatif
meaning) disebabkan oleh latar belakang kehidupan dan pengalaman seseorang
c.
Hambatan manusiawi
Hambatan
Manusiawi/hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia. Terjadi
karena adanya faktor, perbedaan umur, emosi dan
prasangka
pribadi, persepsi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan
alat-alat pancaindera seseorang. [5]dalam
melancarkan komunikasinya seorang komunikator tidak akan berhasil apabila ia
tidak mengenal siapa komunikan yang dijadikan sasarannya. Yang dimaksud dengan
“siapa” disini bikan nama yang disandang melainkan ras apa, bangsa apa, atau
suku apa. Dengan mengenal dirinya, akan mengenal pula kebudayaannya, gaya hidup
dan norma kehidupannya, kebiasaan dan bahasanya. Komunikasi akan berjalan
lancar jika suatu pesan yang disampaikan komunikakator diterima oleh komunikan
secara tuntas, yaitu diterima dalam penegrtian received atau secara indrawi,
dan dalam penegrtian accepted atau secar rohani. Seorang pemirsa televisi
mungkin menerima acara yang disiarkan dengan baik karena gambar yang tampil
pada pesawat televisi amat terang dan suaranya keluar amat jelas, tetapi ia
mungkin tidak dapat menerima ketika seorang pembicara pad acara itu mengatakan
daging babi lezat sekali. Sepemirsa tadi hanya menerimanya dalam penertian
accepted.
BAB III
PENUTUP
Proses komunikasi adalah bagaimana
komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan
suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi
ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan
komunikasi pada umumnya).
Pada umumnya komunikasi dilakukan secara
lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak
ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat
dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, dan menunjukkan sikap tertentu
seperti tersenyum, mengangkat bahu dan sebagainya. Komunikasi ini disebut
komunikasi nonverbal. Proses komunikasi bertujuan untuk menciptakan komunikasi
yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya
Daftar pustaka
Al
ilmi,gina (2010). Jadi pemimpin, tangerang:
cv.citralab
Nurudin,nurudin
(2003).sistem komunikasi indonesia, jakarta:
raja grafindo persada
Uchjana,onong
(1990).komunikasi teori dan praktek,bandung:
remaja rosdakarya
Uchjana,onong
(1998).dinamika komunikasi, bandung:
remaja rosdakarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
gunakan bahasa yang sopan..