PENGANTAR
SOSIOLOGI
Kelompok-kelompok sosial
Disusun oleh :
1.Rahmat abas
2. Kartin potutu
3.Gunawan sikili
JURUSAN
KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS
USHULLDIN DAN DAKWAH
IAIN
SULTAN AMAI GORONTALO
TA.
2015-2016
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah,syukur kepada allah yang telah memberikan hidayahnya
kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW,suri teladan yang telah
membawa kita dari jaman kebodohan kejaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Pada
kesempatan kali ini,dengan penuh syukur kami mengucapkan terimah kasih kepada kedua orang tua kami atas segala doa
dan harapan besar yang harus kami pertanggung jawabkan. kami merasa sangat
berharga dengan semua itu sehingga dengan penuh semangat bias menyelesaikan
penyusunan makalah ini.
Meskipun demikain, tidak ada manusia
yang sempurna. Oleh karena itu,segala kesalahan dan kekhilafan yang ada mohon
di malumi
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama. Ada aksi dan
ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok. Contoh guru
mengajar merupakan contoh kelompok sosial antara individu dengan kelompok.
Kelompok sosial dapat
berupa kelompok sosial primer dan kelompok sosial
sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat
secara langsung maupun tidak langsung. Kelompok social primer dengan hubungan langsung apabila tanpa melalui
perantara. Misalkan untuk
mengenal lebih jauh dari kelompok primer dapat kita lihat yaitu pada keluarga. Sedangkan kelompok sosial
primer adalah kelompok besar didasarkan pada kepentingan yang berbeda. Proses yang membentuk terjadinya kelompok sosial meliputi faktor pendorong timbulnya kelompok sosial dan dasar
pembentukan kelompok sosial.
Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami
perubahan-perubahan. Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam
arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas
maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan
tetapi ada juga berjalan dengan cepat.
Perubahan-perubahan hanya dapat ditemukan oleh seseorang
yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya
dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau.
Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma
sosial, pola-pola prilaku organisasi, sususnan kelembagaan masyarakat,
kekuasaan dan wewenang, kelompok sosial dan sebagainya.
B.
Rumusan Masalah
1. Dorongan apa
yang menyebabkan manusia ingin hidup dalam kelompok sosial?
2. Apa faktor
pembentuk kelompok sosial
3. Apakah
ciri-ciri kelompok sosial?
4. Bagaimana
norma-norma kelompok sosial dapat terbentuk?
5. Apa arti
penting hidup berkelompok dalam kelompok
sosial?
C.
Tujuan
Makalah ini
dibuat dengan maksud untuk membahas
tentang dorongan yang menyebabkan terbentuknya kelompok sosial, faktor
pembentuk kelompok sosial, ciri-ciri kelompok sosial, proses terbentuknya
norma-norma kelompok sosial, dan arti penting hidup berkelompok dalam kelompok
sosial. Sehingga dengan pembahasan ini diharapkan mahasiswa dapat semakin luas
wawasan dan pengetahuannya, yang akan sangat berguna ketika terjun di dalam
masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kelompok Sosial
Kelompok
Sosial menurut para pakar
1. Menurut Soerjono Soekanto
Kelompok sosial adalah himpunan atau
kesatuan-kesatuan yang hidup bersama karena adanya hubungan di antara mereka
secara timbal balik dan saling mempengaruhi.
2. Menurut Hendro Puspito
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan
nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan
peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.
3. Menurut Paul B.
Horton & Chaster L. Hunt
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan
manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.
B.
Klasifikasi Kelompok Sosial
1. Klasifikasi
menurut cara terbentuknya
a.
Kelompok semu, yaitu:
kelompok yang terbentuk secara spontan
Ciri-ciri kelompok semu :
1). Tidak direncanakan
2). Tidak terorganisir
3). Tidak ada interaksi secara terus
menerus
4). Tidak ada kesadaran berkelompok
5). Kehadirannya tidak konstan
Kelompok semu dibagi menjadi tiga yakni
crowd (kerumunan), publik dan massa.
1.
Crowd (kerumunan), dibagi
menjadi :
-
Formal audiency / pendengar formal
Contoh: orang-orang mendengarkan
khotbah, Orang-orang nonton di bioskop
-
Inconvenient Causal Crowds adalah: Kerumunan yang sifatnya terlalu sementara tetapi
ingin menggunakan fasilitas-fasilitas yang sama, contoh : orang antri tiket
kereta api.
-
Panic Causal Crowds adalah kerumunan yang terjadi karena
suasana panik. Contoh: Kerumunan orang-orang panic akan menyelamatkan diri dari
bahaya.
-
Spectator Causal Crowds adalah kerumunan orang yang terbentuk
karena ingin menyaksikan peristiwa tertentu. Contoh: Kerumunan penonton atau
orang-orang ingin melihat peristiwa tertentu.
-
Lawless Crowds adalah kerumunan yang tidak
tunduk pada pemerintah, contoh : aksi demo.
-
Immoral low less crowds adalah kerumunan orang-orang tak
bermoral, contoh : kerumunan orang yang minum-minuman keras.
2. Massa
Massa merupakan kelompok semu yang
memiliki ciri-ciri hampir sama dengan kerumunan, tetapi kemungkinan
terbentuknya disengaja dan direncanakan.
Contoh : mendatangi gedung DPR dengan persiapan sehingga tidak bersifat spontan.
Contoh : mendatangi gedung DPR dengan persiapan sehingga tidak bersifat spontan.
3. Publik,
Publik adalah sebagai kelompok semu
mempunyai ciri-ciri hampir sama dengan massa, perbedaannya publik kemungkinan
terbentuknya tidak pada suatu tempat yang sama.
Terbentuknya publik karena ada
perhatian yang disatukan oleh alat-alat komunikasi, seperti : radio, tv, surat
kabar, jejaring sosial dan lain-lain.
b. Kelompok Nyata, mempunyai
beberapa ciri khusus sekalipun mempunyai berbagai macam bentuk, kelompok nyata
mempunyai 1 ciri yang sama, yaitu kehadirannya selalu konstan.
1.
Kelompok Statistical Group
Kelompok statistik, yaitu kelompok yang
bukan organisasi, tidak
memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok
penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
2.
Societal Group / Kelompok Kemasyarakatan
Kelompok societal memiliki kesadaran
akan kesamaan jenis, seperti jenis kelamin, warna kulit, kesatuan tempat
tinggal, tetapi belum ada kontak dan komunikasi di antara anggota dan tidak
terlihat dalam organisasi.
3.
Kelompok sosial
/ social groups
Para pengamat sosial sering menyamakan
antara kelompok sosial dengan masyarakat dalam arti khusus. Kelompok sosial
terbentuk karena adanya unsur-unsur yang sama seperti tempat tinggal,
pekerjaan, kedudukan, atau kegemaran yang sama. Kelompok sosial memiliki
anggota-anggota yang berinteraksi dan berkomunikasi secara terus menerus.
Contoh : ketetanggaan, teman sepermainan, teman seperjuangan, kenalan, dan
sebagainya.
4.
Kelompok
asosiasi / associational group
Kelompok asosiasi adalah kelompok yang
terorganisir dan memiliki struktur formal (kepengurusan).
Ciri-ciri kelompok asosiasi :
1.
direncanakan
2. terorganisir
3. ada interaksi
terus menerus
4. ada kesadaran
kelompok
5. kehadirannya
konstan
2. Klasifikasi menurut erat longgarnya ikatan antar anggota
a.
Gemeinschaft / paguyuban
Merupakan
kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni,
bersifat alamiah dan kekal.
Ferdinand Thonies membagi menajdi 3
bagian :
-
Gemeinschaff by blood: Paguyuban karena adanya ikatan darah.
Contoh : kerabat, klien
-
Gemeinschaft of place: Paguyuban karena tempat tinggal
berdekatan.
Contoh : RT, RW, Padukuhan, Pedesaan
-
Gemeinschaft of mind: Paguyuban karena jiwa dan pikiran
yang sama.
Contoh : kelompok pengajian, kelompok
mahzab (Sekte)
b. Gesselschaft / patembayan
Merupakan
ikatan lahir yang bersifat kokoh untuk waktu yang pendek, strukturnya bersifat
mekanis dan sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka.
Contoh : ikatan antar pedagang, organisasi dalam sebuah pabrik.
Contoh : ikatan antar pedagang, organisasi dalam sebuah pabrik.
3. Klasifikasi
Menurut Kualitas Hubungan Antar
Anggota
a.
Kelompok Primer
(Primary Group)
Merupakan suatu kelompok yang hubungan
antar anggotanya saling kenal mengenal dan bersifat informal. Contoh :
keluarga, kelompok sahabat, teman, teman sepermainan.
b. Kelompok
Sekunder (secondary Group)
Merupakan hubungan antar anggotanya
bersifat formal, impersonal dan didasarkan pada asas manfaat. Contoh : sekolah,
PGRI
4. Klasifikasi
Menurut Pencapaian Tujuan
a.
Kelompok Formal
Merupakan kelompok yang memiliki
peraturan-peraturan dan tugas dengan sengaja dibuat untuk mengatur hubungan
antar anggotanya.
Contoh : Parpol, lembaga pendidikan
b. Kelompok
Informal
Merupakan kelompok sosial yang
terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang dan memiliki kepentingan dan
pengalaman yang sama. Contoh : anggota OSIS
C.
Pendorong Timbulnya Kelompok Sosial
Dalam melakukan sesuatu manusia biasanya
didasari pada dorongan-dorongan tertentu. Sehingga dengan dorongan yang timbul
tersebut manusia menjadi bersemangat untuk mencapai apa yang diinginkannya.
Pada proses pembentukan kelompok sosial pun
demikian, ada faktor-faktor tertentu yang mendorong manusia untuk membentuk dan
bergabung dalam suatu kelompok sosial tertentu. Adapun dorongan tersebut antara
lain :
a. Dorongan untuk
mempertahankan hidup
Dengan manusia membentuk atau bergabung
dengan kelompok sosial yang telah ada, maka secara tidak langsung manusia
tersebut telah berusaha mampertahankan hidupnya, karena kebutuhan hidupnya tidak mungkin akan terpenuhi dengan hidup
menyendiri. Selain itu dengan adanya kelompok sosial, hubungan manusia semakin
luas sehingga kemanapun ia pergi akan senantiasa merasa aman.
b. Dorongan untuk
meneruskan keturunan
Tidak dapat dipungkiri bahwa semua
makhluk hidup mempunyai sifat alamiah yang sama, yakni meneruskan keturunan.
Dengan kelompok sosial itulah seseorang akan menemukan pasangannya
masing-masing, sehingga dengan demikian dorongan untuk meneruskan keturunan ini
dapat tercapai
c. Dorongan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja
Di era modern seperti sekarang ini
manusia dituntut untuk melakukan pekerjaan yang efektif dan efisien dan
memperoleh hasil kerja yang maksimal. Oleh sebab itu dengan adanya kelompok
sosial akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja. Misalnya pada
kelompok formal, dengan adanya pembagian tugas yang jelas maka pekerjaan yang
dihasilkan akan dapat maksimal.
D.
Faktor Pembentuk
Kelompok Sosial
Bergabung
dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga
secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun,
ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya
mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.
1. Kedekatan
-
Kedekatan
geografis tempat tinggal
Pengaruh
tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap
keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk
kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan
kelompok kegiatan sosial lokal.
Kelompok
tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat
jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat,
berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya,
kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang
memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan
interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok
pertemanan.
-
Kedekatan geografis
daerah asal
Ketika seseorang merantau ke suatu
tempat dan bertemu dengan orang yang sama-sama merantau dan berasal dari daerah
yang sama, maka orang tersebut merasa ada ikatan batin, meskipun semula belum
saling mengenal ketika masih di daerah asal.
2.
Kesamaan
Pembentukan
kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga
kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang lebih
suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan
yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat
intelejensi, atau karakter-karakter personal lain.
Kesamaan
kesamaan yang dimaksud antara lain :
a.
Kesamaan
kepentingan
Dengan adanya
dasar utama adalah kesamaan kepentingan maka kelompok sosial ini akan bekerja
sama demi mencapai kepentingan yang sama tersebut.
b. Kesamaan
keturunan
Sebuah kelompok sosial yang terbentuk
atas dasar persamaan keturunan biasanya orientasinya adalah untuk menyambung
tali persaudaraan, sehingga masing-masing anggotanya akan saling berkomitmen
untuk tetap aktif dalam kelompok sosial ini untuk menjaga tali persaudaraan
agar tidak terputus.
c.
Kesamaan nasib
Dengan kesamaan nasib/ pekerjaan/
profesi, maka akan terbentuk kelompok sosial yang mewadahinya untuk
meningkatkan taraf maupun kinerja masing-masing anggotanya.
E.
Ciri-ciri Kelompok Sosial
1. Merupakan
satuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kesatuan manusia yang lain. Suatu
kelompok sosial akan dapat dibedakan dengan kelompok sosial yang lain, misalnya
kelompok formal dengan informal.
2. Memiliki
struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu.
Setiap anggota dalam kelompok sosial tentunya memiliki peran masing masing,
baik itu secara tertulis atau secaratidak tertulis
3. Memiliki
norma-norma yang mengatur di antara hubungan para anggotanya.
Dalam hubungan antar anggota dalam
suatu kelompok sosial ada norma, hukum, peraturan, maupun kode etik sesuai
dengan jenis kelompok sosialnya.
4. Memiliki
kepentingan bersama
Kelompok sosial terbentuk pastinya ada
tujuan yang melatarbelakangi yang salah satunya adalah kesamaan kepentingan,
sehingga diharapkan dengan kepentingan yang sama tersebut dapat diusahakan
secarabersama-sama.
5. Adanya
interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.
Kelompok sosial dapat lahir, tumbuh,
dan berkembang tidak terlepas dengan adanya komunikasi sosial dan interaksi
sosial. Dengan adanya interasi dan komunikasi sosial, masing-masing individu
dapat menyampaikan ide/ ggasannya demi mencapai tujuan bersama dalam kelompok
sosial tersebut.
F.
Arti Penting Hidup Berkelompok
Kita sebagai
makhluk sosial tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Salah satu
bentuk kerja sama kita dengan orang lain yaitu dengan membentuk kelompok
sosial. Dalam sebuah kelompok sosial dapat membantu kita untuk mempermudah
menyelesaikan suatu urusan, tugas atau tujuan
dengan cara bekerja sama. Pekerjaan yang terasa sulit kita kerjakan sendiri
akan menjadi lebih mudah jika dikerjakan secara berkelompok sebab dalam suatu
anggota kelompok , setiap anggota
mempunyai keahlian khusus di bidangnya masing-masing, sehinga terjadilah
pembagian tugas dan spesifikasi kerja yang membuat hasil dari pekerjaan
tersebut menjadi maksimal. Dari uraian tersebut dapat kita simpulkan bahwa hidup berkelompok sangat penting untuk mempermudah memenuhi kebutuhan hidup.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Dorongan apa
yang menyebabkan manusia ingin hidup dalam kelompok sosial:
a.
Dorongan untuk
mempertahankan hidup
b. Dorongan untuk
meneruskan keturunan
c.
Dorongan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja
2. Faktor
pembentuk kelompok sosial?
a.
Kedekatan
-
Kedekatan
geografis tempat tinggal
-
Kedekatan
geografis daerah asal
b. Kesamaan
-
Kesamaan
kepentingan
-
Kesamaan
keturunan
-
Kesamaan nasib
3. Ciri-ciri kelompok sosial:
a.
Merupakan satuan yang
nyata dan dapat dibedakan dari kesatuan manusia yang lain.
b. Memiliki struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki status dan
peran tertentu.
c.
Memiliki norma-norma yang mengatur di antara hubungan para anggotanya.
d. Memiliki kepentingan bersama
e.
Adanya interaksi dan
komunikasi diantara para anggotanya.
4. Bagaimana
norma-norma kelompok sosial dapat terbentuk
Norma muncul melalui
proses interaksi yang perlahan-lahan di antara anggota kelompok. Norma
terbetnuk dari proses akumulatif interaksi kelompok.
5. Arti penting
hidup berkelompok dalam kelompok sosial:
Bahwa hidup berkelompok pada kelompok sosial sangat penting untuk
mempermudah dalam memenuhi kebutuhan hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Ismawati, Esti.2012 Ilmu Sosial Budaya Dasar, Yogyakarta :
Penerbit Ombak
Saptono, Bambang S. 2006 SOSIOLOGI JILID 2 SMA KELAS XI, Jakarta:
PT. Phibeta Aneka Gama
Subakti, A. Ramlan dkk. 2011 Sosiologi
Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta: Prenada Media Group