Kamis, 19 Mei 2016

Makalah psikologi agama - Motivasi beragama


PSIKOLOGI AGAMA
MOTIVASI BERAGAMA

DISUSUN OLEH :

RAHMAT ABAS
IMAN MUISDAENG


JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS USHULLDIN DAN DAKWAH
IAIN SULTAN AMAI GORONTALO
TA. 2016-2017









KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,  syukur kepada allah yang telah memberikan hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW, suri teladan yang telah membawa kita dari jaman kebodohan kezaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
 Pada kesempatan kali ini,dengan penuh syukur kami mengucapkan terimah kasih  kepada kedua orang tua kami atas segala doa dan harapan besar yang harus kami pertanggung jawabkan. kami merasa sangat berharga dengan semua itu sehingga dengan penuh semangat bias menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Meskipun demikain, tidak ada manusia yang sempurna. Oleh karena itu,segala kesalahan dan kekhilafan yang ada mohon di malumi.


















BAB I
PENDAHULUAN
 A.latar belakang
 Sesuai dengan fitrahnya bahwa manusia mempunyai kecenderungan mengabdi kepada Sang Pencipta. Dengan kecenderungannya tersebut dia akan mencari jalan untuk dapat menunjukkan pengabdiannya tersebut melalui beragama. Karena satu-satunya cara agar penghambaannya sampai kepada sang Pencipta adalah melalui beragama. Manusia mengenal agama sejak ia mulai berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya yakni lingkungan keluarga, dimana kedua orang tuanya yang mengajarkan tentang keagamaan. Sejalan dengan perkembangan jiwa, ia mulai merasakan dorongan-dorongan lain yang berkaitan tentang proses keberagamaannya. Artinya dorongan tersebut tidak lagi hanya sekedar karena orang tua tetapi karena hal-hal di luar itu. Proses perubahan dorongan dari faktor keluarga ke faktor lainnya antara seseorang yang satu dengan yang lainnya berbeda. Ada yang prosesnya secara bergejolak, ada pula yang perubahan itu berjalan tanpa disadari. Dorongan untuk memeluk satu agama inilah yang disebut dengan motivasi beragama.
B. Rumusan masalah
1. mengetahui motivasi orang beragama?
2. agama sebagai sarana mengatasi frustasi.
3. agama sebagai sarana  memuaskan intelektual.
4. agama sebagai sarana mengatasi ketakutan.










BAB II
PEMBAHASAN
A.    Motivasi beragama
  Pengertian Motivasi
a.       Motivasi biologis, yaitu motivasi dalam bentuk primer atau dasar Motivasi merupakan istilah yang lebih umum digunakan untuk menggantikan terma “motif-motif” yang dalam bahasa inggris disebut dengan motive yang berasaal dari kata motion yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Karena itu terma motif erat hubungannya dengan gerak, yaitu gerakan yang dilakukan manusia atau disebut dengan perbuatan atau tingakah laku. Motif dalam psikologi berarti rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga bagi terjadinya tingkah laku.
Dalam kaitanya  dengan tingkah laku keagamaan, motivasi sangat penting untuk dibicarakan dalam rangka mengetahui apa sebenarnya latar belakang suatu tingkah laku keagamaan yang dikerjakan seseorang. Disini peranan motivasi sangat besar dalam membimbing dan mengarahkan seseorang terhadap tingkah laku keagamaan. Namun demikian ada motivasi tertentu yang sebenarnya timbul dalam diri manusia karena terbukanya hati manusia terhadap Allah, sehingga orang tersebut menjadi orang yang beriman dan kemudian dengan iman itulah ia lahirkan tingkah laku keagamaan.
Kajian psikologi telah menunjukkan bahwa timbulnya kesadaran baragama disebabkan adanya berbagai faktor, baik dari dalam diri seseorang maupun dari luar. Faktor dari dalam diri seseorang misalnya motif, kesediaan dan harapan sedangkan faktor luar berasal dari suatu obyek luar yang mempengaruhi. Kemudian dalam mekanismenya, kesadaran beragama akan menimbulkan pengalaman beragama dan demikian seterusnya terkait secara timbal balik. Kesadaran dan pengalaman beragama ini sangat erat kaitannya dengan tingkah laku keagamaan.
Stagner berpendapat bahwa sebagian ahli psikologi membagi motivasi manusia kepada tiga bagian, yaitu:
a. Motivasi biologis, yaitu motivasi dalam bentuk primer atau dasar  yang menggerakkan kekuatan seseorang yang timbul sebagai akibat dari kebutuhan organik tertentu, seperti lapar, dahaga, kekurangan udara, letih dan menjauhi rasa sakit. Keperluan-keperluan ini mencerminkan suasana yang mendorong seseorang untuk mengerjakan suatu tingkah laku.
b.      Motivasi emosi, seperti rasa takut, marah, gembira, cinta, benci, jijik dan sebagainya. Emosi-emosi seperti ini menunjukkan adanya keadaan-keadaan yang mendorong seseorang untuk bertingkah laku tertentu.


c.       Motivasi nilai dan minat, nilai dan minat seseorangitu bekerja sebagai motivasi yang mendorong seseorang bertingkah laku sesuai dengan nilai dan minat yang dimilikinya.

Peran motivasi
Motivasi memiliki beberapa peran dalam kehidupan manusia, diantaranya adalah:
·         Motivasi berfungsi sebagai pendorong manusia dalam berbuat sesuatu.
·         Motivasi berfungsi untuk menentukan arah dan tujuan.
·         Motivasi berfungsi sebagai penyeleksi atas perbuatan yang akan dilakukan oleh manusia baik atau buruk.
·         Motivasi berfungsi sebagai penguji sikap manusian dalam beramal benar atau salah.
Jadi, motivasi itu berfungsi sebagai pendorong, penentu, penyeleksi dan penguji sikap manusia dalam kehidupannya. Dari semua fungssi atau peranan motivasi diatas, fungsi pendoronglah yang paling domonan diantara fungsi-fungsi yang lain.
Faktor-faktor pendorong yang melahirkan tingkah laku keagamaan bermacam-macam. Menurut Abdul Aziz Ahyady, penyebab tingkah laku keagamaan manusia itu merupakan campuran antara berbagai faktor, baik faktor lingkungan, biologis, psikologis rohaniah, unsur fungsional, unsur asli dan fitrah atau karunia Tuhan.  Karena itu studi yang membahas masalah empiris, non empiris dan rohaniah adalah agama. Agama berwenang mencari hakikat yang terdalam mengenai fitrah, takdir, kematian, hidayah, taufik, keimanan, malaikat, setan, roh, dosa,jiwa, kehadiran Tuhan dan realitas non empiris maupun rohaniah.
.      Motivasi beragama dalam islam
Didalam agama islam ada dua jenis motivasi beragama, yaitu motivasi
beragama yang rendah dan motivasi beragama yang tinggi.

1.      Motivasi beragama yang rendah
Diantara motivasi beragama yang rendah dalam islam adalah:
-          Motivasi beragama karena didorong oleh perasaan jah dan riya’. Seperti motivasi orang dalam beragama karena ingin kepada kemuliaan dan keriyaan dalam kehidupan masyarakat.
-          Motivasi beragama karena ingin mematuhi orang tua dan menjauhi larangannya.
-          Motivasi beragamakarena demi gengsi atau prestise, seperti ingin mendapat predikat alim atau taat.
-          Motivasi beragama karena didorong oleh keinginan untuk mendapatkan sesuatu atau seseorang.
-          Motivasi beragama karena didorong oleh keinginan untuk melepaskan diri dari kewajiban agama. Dalam hal ini orang menganggap agama itu sebagai suatu beban, suatu yang wajib dan tidak menganggapnya suatu kebutuhan yang penting dalam hidup.

2.      Motivasi beragama yang tinggi dalam islam adalah:
Motivasi beragama karena didorong oleh keinginan untuk mendapatkan surga dan menyelamatkan diri dari azab kubur. Didalam islam ketaqwaan merupakan pokok bagi tumbuhnya kesejahteraan dan kebahagiaan jiwa. Sedangkan kejahatan merupakan pokok bagi timbulnya kesengsaraan dan ketidakbahagiaan jiwa manusia.
a.       Motivasi beragama karena didorong oleh keinginan untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah.
b.      Motivasi beragama didorong oleh keinginan untuk mendapatkan keridhaan Allah dalam hidupnya.
c.       Motivasi beragama karena didorong oleh keinginan untuk mendapatkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup.
d.      Motivasi beragama karena didorong ingin hulul (mengambil tempat untuk menjadi satu dengan Tuhan). Motivasi ini dipelopori oleh seorang sufi yang bernama Husain Ibnu Manshur al-Hallaj.
e.       Motivasi beragama karena didorong oleh kecintaan (mahabbah) kepada Allah SWT. Motivasi ini dipelopori seorang sufi yang bernama Rabi’ah al-Adawiyah.
f.       Motivasi beragama karena ingin mengetahui rahasia Tuhan dan peraturan Tuhan tentang segala yang ada (ma’rifah). Ma’rifah merupakan nur  ilahi yang dihujamkan kepada qalbu suci yang dikehendakinya. Seorang yang mencapai ma’rifah mengalami penyingkapan (kasyaf) dan penyaksian (musyahadah) terhadap ilmu yang hakiki. Ma’rifah diperoleh melalui penajaman cita rasa setelah melakukan penyucian diri (tazkiyah al-nafs) dan latihan (riyadhah). Motivasi ini dipelopori oleh seorang sufi yang bernama Abu Hamid al-Ghozali.
g.      Motivasi beragama karena didorong oleh keinginan untuk al-ittihad (bersatu dengan Tuhan). Menurut ajaran tasawuf untuk mencapai al-ittihad ada proses yang harus dilalui. Proses ittihad diawali dengan adanya al-fana dan al-baqa yaitu menghancurkan atau menghilangkan kesadaran terhadap dirinya dan yang ada hanya eksistensi Tuhan. Maksud menghilangkan kesadaran akan dirinya sendiri adalah menghilangkan kebodohan, menghilangkan sesuatu yang menyalahi peraturan Tuhan, menghilangkan semua akhlak yang tercela, menghilangkan sifat-sifat kebinatangan dan kemanusiaan dan menghilangkan eksistensi atau wujud jasmani. Sedangkan maksud menetapkan kesadaran akan wujud Tuhan adalah menetapkan akan ilmu pengetahuan, menetapkan sesuatu yang sesuai dengan peraturan Tuhan, mengisi dengan akhlak terpuji, menetapkan sifat-sifat ketuhanan dan menetapkan eksistensi atau wujud rohani untuk bersatu dengan Tuhan.






Motivasi beragama dalam psikologi
Ada empat motivasi beragama yang menyebabkan orang beragama, yaitu:
B.     Agama sebagai sarana untuk mengatasi frustasi
Manusia mempunyai kebutuhan dalam kehidupan ini, mulai dari kebutuhan fisik sampai pada kebutuhan psikis. Apabila kebutuhan itu tidak terpenuhi maka terjadilah ketidakseimbangan, yakni antara kebutuhan dengan pemenuhan, maka hal ini akan menimbulkan kekecewaan yang tidak menyenangkan, kondisi atau keadaan inilah yang disebut frustasi. Pengamatan psikologi menunjukkan bahwa keadaan frustasi itu dapat menimbulkan tingakah laku keagamaan. Orang yang mengalami frustasi tidak jarang mengatasi frustasinya dengan bertingkaah laku religious atau keagamaan.
C.    Agama sebagai sarana untuk memuaskan intelek yang ingin tahu
Agama memang mampu memberikan jawaban atas kesukaran intelektual-kognitif, sejauh kesukaran itu diresapi oleh keinginan eksistensial dan psikologi, yaitu oleh keinginan dan kebutuhan manusia akan orientasi dalam kehidupan agar dapat menempatkan diri secara berarti dan bermakna ditengah-tengah alam semesta ini.
D.    Agama sebagai sarana untuk mengatasi ketakutan
Ketakutan yang dimaksud adalah ketakutan yang tidak ada obyeknya. Ketakutan tanpa obyek itu membingungkan manusia dari pada ketakutan yang mempunyai obyek. Kalau ada obyek, maka rasa takut diatasi dengan memberantas atau memerangi obyek yang menakutkan itu, tapi kalau tidak ada obyeknya, bagaimana seseorang harus memerangi atau mengatasi ketakutan itu.











BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
a.       Motivasi beragama
.       Motivasi biologis
.      Motivasi emosi
.      Motivasi nilai dan minat
b.      Agama sebagai sarana untuk mengatasi frustasi
Manusia mempunyai kebutuhan dalam kehidupan ini, mulai dari kebutuhan fisik sampai pada kebutuhan psikis
c.       Agama sebagai sarana untuk memuaskan intelek yang ingin tahu
Agama memang mampu memberikan jawaban atas kesukaran intelektual-kognitif, sejauh kesukaran itu diresapi oleh keinginan eksistensial dan psikologi
d.      Agama sebagai sarana untuk mengatasi ketakutan
Ketakutan yang dimaksud adalah ketakutan yang tidak ada obyeknya. Ketakutan tanpa obyek itu membingungkan manusia dari pada ketakutan yang mempunyai obyek.




























DAFTAR PUSTAKA

Ana fuada.(2015)makalah motivasi beragama. From : file:///C:/Users/Computer/Documents/word/Semua%20Tentang%20Ana%20%20makalah%20Motivasi%20Beragama.htm di akses tgl 14/04/2016.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

gunakan bahasa yang sopan..

Makalah sosiologi komunikasi- paradigma keilmuan dan teori komunikasi

SOSIOLOGI KOMUNIKASI : PARADIGMA KEILMUAN DAN TEORI KOMUNIKASI DISUSUN OLEH : RAHMAT ABAS MOHAMAD RIFAI DJ RAUF ERWI...